Setiap kita memiliki bola-bola cinta. Yang dimasalahkan di sini adalah BUKANLAH SEKEDARMENENDANG. Namun, kemanakah bola cinta itu akanditendang atau setidaknya dioper untuk MENDAPATKANSUATU KEBAHAGIAAN YANG KEKAL? Dan, bagaimanakah kitamemposisikan diri untuk membantu mencetak bola-bolacinta itu?Seharusnya bola cinta itu disarangkan ke gawang yangtepat, yaitu MENJADIKAN ALLAH DAN RASUL-NYA LEBIH DICINTAI DARI SEGALANYA. Dan, posisi kita adalahberperan dalam kesatuan tersebut, membuat strategiyang bagus serta memperkuat sistem pertahanan sehinggamenjadi lebih baik untuk membantu mencetak bola-bolacinta, dan itulah yang dinamakan ukhuwah(persaudaraan) dan kerjasama yang solid di antarakita.
*******************************************************
Berbagai macam gaya striker kita saksikan dalammenendang bola ke gawang lawannya. Ada yangmenendangnya dengan keras ada yang dengan gaya tipuanada pula yang pelan, lurus dan penuh ketenangan.Tentunya setelah itu mereka akan mengekspresikankebahagiaan yang tak terkira. Apa lagi bagi pencetakgol untuk yang pertama kalinya.Demikian pula halnya KETIKA KITA HENDAK MENENDANG BOLA CINTA. PERMASALAHANNYA, BUKANLAH SEKEDAR MENENDANG.NAMUN KE MANAKAH AKAN DITENDANG ATAU SETIDAKNYA DIOPERUNTUK MENDAPATKAN SUATU KEBAHAGIAAN YANG KEKAL.
SETIAP KITA MEMILIKI BOLA-BOLA CINTA. Ada cintamateri, karir, jabatan, popularitas dan kesenanganduniawi. Sebagian lagi bola cinta orang tua, sanakfamili dan saudara bahkan istri (atau suami) sertakeluarga.
NAMUN YANG MENAKJUBKAN ADALAH SEBAGIAN MANUSIAMEMILIKI KEYAKINAN BAHWA MEREKA SANGGUP MENENDANG BOLACINTA KE ALAM GHAIB. Maka ketika penjaga sel kerajaanmenyiksa Ashabul Kahfi mereka keheranan. Karena taksedikitpun terlihat fenomena penyesalan dan ketakutandi wajah mereka !!!
Bahkan sebaliknya MEREKA SANGAT BAHAGIA DAN PUASMENYUARAKAN SEBUAH KEBENARAN. Padahal mereka dulunyaadalah sekelompok penasehat Gubernur Romawi diPhiladelphia (Syam), Diyaklitianus (atau Diqyanusmenurut Ibnu Katsir). Kemudian mereka menyatakankeislamannya ketika Kaisar Romawi mengelilingi daerahimperiumnya tersebut. Barangkali inilah yang mendorongsalah seorang penjaga sel membantu mencari jalanpelarian bagi mereka.
ALLAH SWT MENJANJIKAN BALASAN DARI BOLA CINTA TERSEBUTBERUPA MANISNYA IMAN. SALAH SATUNYA ADALAH MENJADIKANALLAH DAN RASUL-NYA LEBIH DICINTAI DARI SEGALANYA. KESINILAH SEHARUSNYA BOLA CINTA ITU DISARANGKAN.
Umar bin Khattab pernah mengoperkan bola cintanyadihadapan Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, engkauadalah orang yang paling kucintai dari segalanyakecuali dari diriku sendiri”. Dengan tersenyum beliaumenjawab,”Belum wahai Umar. Demi Allah sampai akulebih kau cintai dari dirimu”. Maka dengan mantapseketika itu pula Umar memperbaharui cintanya serayamenegaskan. “Demi Allah sungguh engkau lebih kucintaidari diriku”. Rasulpun menimpali, “Sekarang wahaiUmar”. (Lihat Shahih Bukh Kit Al Aim wa An Nudz)
Satu hal lagi. Untuk menyarangkan gol tersebut perlusebuah strategi jitu, kerjasama yang bagus dan kuatnyapengertian. Inilah KUNCI KEDUA MENDAPATKAN MANISNYAIMAN, YAITU MENCINTAI SAUDARA SEIMAN KARENA ALLAH.Kita memerlukan teman seperjuangan yang sama-sama tahukemana bola-bola cinta itu akan kita tendang. Ini bisadianalogkan karena perjalanan ke gawang mesti melewatibarisan musuh dari sejak kuatnya lini tengah sampaimenerobos diantara `kekar`nya back belum lagipertahanan terakhir, sang kiper.
Dalam perjalanan kehidupan, MUSUH YANG KITA HADAPISANGAT BERAGAM BENTUKNYA. Yang paling utama adalahDIRI KITA SENDIRI (ANNAFS). Selain itu adalah`KESEBELASAN` SYAITHAN yang telah berhasil mengkaderbeberapa anak manusia untuk mengikuti jejak merekadalam menjegal kekuatan bola-bola cinta agar tidaksampai pada tujuan yang benar yaitu Allah danmenegakkan kalimat-Nya.
Hal ini terlihat jelas dari Abu Hurairah yangmeriwayatkan sabda Rasulullah saw, “Jiwa-jiwa bagaipasukan berbaris rapi maka yang saling menyatu akanbergabung dan yang saling ingkar akan (selalu)berbeda” (HR.Muslim)
KUATNYA UKHUWAH (PERSAUDARAAN) DAN SOLIDNYA KERJASAMAIDEALNYA MELAHIRKAN SEBUAH KERAPIAN MANAJEMEN. Makadengan strategi menyerang yang bagus serta kuatnyasistem pertahanan yang baik akan semakin memperbanyakmembantu dalam mencetak bola-bola cinta. Kala itu kitaakan benar-benar puas mengekspresikan manisnya iman.Entah seperti apa rasanya?!! Yang jelas terlalu sulituntuk diungkapkan disini lewat rangkaian huruf dankata-kata.
*******************************************************
Berbagai macam gaya striker kita saksikan dalammenendang bola ke gawang lawannya. Ada yangmenendangnya dengan keras ada yang dengan gaya tipuanada pula yang pelan, lurus dan penuh ketenangan.Tentunya setelah itu mereka akan mengekspresikankebahagiaan yang tak terkira. Apa lagi bagi pencetakgol untuk yang pertama kalinya.Demikian pula halnya KETIKA KITA HENDAK MENENDANG BOLA CINTA. PERMASALAHANNYA, BUKANLAH SEKEDAR MENENDANG.NAMUN KE MANAKAH AKAN DITENDANG ATAU SETIDAKNYA DIOPERUNTUK MENDAPATKAN SUATU KEBAHAGIAAN YANG KEKAL.
SETIAP KITA MEMILIKI BOLA-BOLA CINTA. Ada cintamateri, karir, jabatan, popularitas dan kesenanganduniawi. Sebagian lagi bola cinta orang tua, sanakfamili dan saudara bahkan istri (atau suami) sertakeluarga.
NAMUN YANG MENAKJUBKAN ADALAH SEBAGIAN MANUSIAMEMILIKI KEYAKINAN BAHWA MEREKA SANGGUP MENENDANG BOLACINTA KE ALAM GHAIB. Maka ketika penjaga sel kerajaanmenyiksa Ashabul Kahfi mereka keheranan. Karena taksedikitpun terlihat fenomena penyesalan dan ketakutandi wajah mereka !!!
Bahkan sebaliknya MEREKA SANGAT BAHAGIA DAN PUASMENYUARAKAN SEBUAH KEBENARAN. Padahal mereka dulunyaadalah sekelompok penasehat Gubernur Romawi diPhiladelphia (Syam), Diyaklitianus (atau Diqyanusmenurut Ibnu Katsir). Kemudian mereka menyatakankeislamannya ketika Kaisar Romawi mengelilingi daerahimperiumnya tersebut. Barangkali inilah yang mendorongsalah seorang penjaga sel membantu mencari jalanpelarian bagi mereka.
ALLAH SWT MENJANJIKAN BALASAN DARI BOLA CINTA TERSEBUTBERUPA MANISNYA IMAN. SALAH SATUNYA ADALAH MENJADIKANALLAH DAN RASUL-NYA LEBIH DICINTAI DARI SEGALANYA. KESINILAH SEHARUSNYA BOLA CINTA ITU DISARANGKAN.
Umar bin Khattab pernah mengoperkan bola cintanyadihadapan Rasulullah saw. “Wahai Rasulullah, engkauadalah orang yang paling kucintai dari segalanyakecuali dari diriku sendiri”. Dengan tersenyum beliaumenjawab,”Belum wahai Umar. Demi Allah sampai akulebih kau cintai dari dirimu”. Maka dengan mantapseketika itu pula Umar memperbaharui cintanya serayamenegaskan. “Demi Allah sungguh engkau lebih kucintaidari diriku”. Rasulpun menimpali, “Sekarang wahaiUmar”. (Lihat Shahih Bukh Kit Al Aim wa An Nudz)
Satu hal lagi. Untuk menyarangkan gol tersebut perlusebuah strategi jitu, kerjasama yang bagus dan kuatnyapengertian. Inilah KUNCI KEDUA MENDAPATKAN MANISNYAIMAN, YAITU MENCINTAI SAUDARA SEIMAN KARENA ALLAH.Kita memerlukan teman seperjuangan yang sama-sama tahukemana bola-bola cinta itu akan kita tendang. Ini bisadianalogkan karena perjalanan ke gawang mesti melewatibarisan musuh dari sejak kuatnya lini tengah sampaimenerobos diantara `kekar`nya back belum lagipertahanan terakhir, sang kiper.
Dalam perjalanan kehidupan, MUSUH YANG KITA HADAPISANGAT BERAGAM BENTUKNYA. Yang paling utama adalahDIRI KITA SENDIRI (ANNAFS). Selain itu adalah`KESEBELASAN` SYAITHAN yang telah berhasil mengkaderbeberapa anak manusia untuk mengikuti jejak merekadalam menjegal kekuatan bola-bola cinta agar tidaksampai pada tujuan yang benar yaitu Allah danmenegakkan kalimat-Nya.
Hal ini terlihat jelas dari Abu Hurairah yangmeriwayatkan sabda Rasulullah saw, “Jiwa-jiwa bagaipasukan berbaris rapi maka yang saling menyatu akanbergabung dan yang saling ingkar akan (selalu)berbeda” (HR.Muslim)
KUATNYA UKHUWAH (PERSAUDARAAN) DAN SOLIDNYA KERJASAMAIDEALNYA MELAHIRKAN SEBUAH KERAPIAN MANAJEMEN. Makadengan strategi menyerang yang bagus serta kuatnyasistem pertahanan yang baik akan semakin memperbanyakmembantu dalam mencetak bola-bola cinta. Kala itu kitaakan benar-benar puas mengekspresikan manisnya iman.Entah seperti apa rasanya?!! Yang jelas terlalu sulituntuk diungkapkan disini lewat rangkaian huruf dankata-kata.
0 komentar:
Posting Komentar